Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Tentang Allah Ingin Diibadahi Sesuai Dengan Yang Allah Cintai dan Ridhai
Jumat, 17 Juli 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Khutbah Jumat Tentang Allah Ingin Diibadahi Sesuai Dengan Yang Allah Cintai dan Ridhai ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 26 Dzulqo’dah 1441 H / 17 Juli 2020 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Tentang Allah Ingin Diibadahi Sesuai Dengan Yang Allah Cintai dan Ridhai

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Khatib senantiasa mewasiatkan dirinya dan jamaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah. Karena sesungguhnya sebaik-baik perbekalan kita menuju kehidupan akhirat adalah ketakwaan kita kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

Umatal Islam,

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan kita sebagai hamba-hamba yang tentunya mempunyai kewajiban yang sangat agung terhadapNya. Yaitu untuk beribadah kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾

Tidaklah Aku ciptakan manusia dan jin kecuali agar mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 56)

Mengapa Allah mensyariatkan manusia bahkan seluruh makhluk untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja? Karena sesungguhnya ibadah adalah merupakan perbuatan yang mulia dan agung yang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang telah memberikan rezeki kepada manusia, Dia Allah yang telah memberikan berbagai macam kebutuhan-kebutuhan manusia. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dengan memberikan kepadanya akal pikiran agar ia berpikir dan berakal tentang siapa pencipta langit dan bumi dan siapa yang berhak untuk disembah. Maka kewajiban seorang hamba adalah betul-betul berpikir dan menggunakan akal pikirannya tentang siapa pencipta langit dan bumi tersebut.

Oleh karena itulah saudaraku, orang-orang yang beribadah kepada selain Allah hakikatnya tidak menggunakan akal pikiran mereka. Kalaulah mereka mau berpikir dengan akal yang sehat, mereka akan menemukan bahwa yang mereka sembah itu makhluk yang lemah, makhluk yang tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat, makhluk yang sama sekali tidak bisa menahan adzab Allah apabila Allah berkehendak untuk mengirimkannya.

Orang yang berakal, saudaraku. Dia akan yakin bahwasanya yang disembah selain Allah itu semuanya makhluk-makhluk Allah yang membutuhkan karunia dan rahmatNya. Mereka yang menyembah matahari, mereka yang menyembah binatang-binatang, mereka yang menyembah malaikat dan para Nabi atau menyembah orang-orang shalih, semua itu makhluk-makhluk Allah yang membutuhkan karunia Allah Jalla wa ‘Ala dan tidak berhak untuk disembah sama sekali.

Maka dari itulah saudaraku, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan jin dan manusia tiada lain untuk beribadah kepada Allah bukan berarti makhluk-makhluk lain tidak diciptakan untuk ibadah. Akan tetapi manusia dan jin lah yang diberikan oleh Allah pilihan antara hendak masuk neraka atau masuk neraka. Sedangkan selain jin dan manusia, semua pasti akan menaati Allah, semua Allah ciptakan memang untuk beribadah kepada Allah. Para malaikat, tidak pernah Allah ciptakan hawa nafsu pada mereka sehingga mereka tidak mungkin memaksiati Allah. Binatang-binatang, tetumbuhan yang lainnya telah Allah ilhamkan mereka untuk senantiasa bertasbih memuji Allah dan beribadah kepada Allah Jalla wa ‘Ala, sedangkan manusia dan jin diberikan oleh Allah pilihan

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ ﴿١٠﴾

Dan kami berikan kepada manusia dan jin dua pilihan.” (QS. Al-Balad[90]: 10)

Pilihan yang pertama adalah mengikuti hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala, pilihan yang kedua mengikuti hidayah setan yang akan menjerumuskannya ia ke dalam api neraka. Itu semua sudah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan ibadah adalah merupakan kebahagiaan seorang hamba. Dimana siapapun hamba yang merealisasikan ibadah kepada Allah, dia pasti akan merasakan kebahagiaan dan kegembiraan. Dimana kebahagiaan tersebut tidak bisa ditukar dengan apapun dari kehidupan dunia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh manusia untuk beribadah kepada Allah dan Allah memberikan kepada kita Al-Qur’an sebagai bimbingan dan mengirim Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menjelaskannya. Sehingga Allah pun menjelaskan tentang tata cara ibadah itu melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, melalui perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka siapapun yang beribadah kepada Allah tidak melalui Rasulullah, akan tetapi ia membuat cara-cara ibadah tersendiri, ini tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah ingin diibadahi sesuai dengan apa yang Allah cintai dan ridhai, bukan sesuai dengan selera-selera manusia, bukan sesuai dengan apa yang kita pandang baik oleh diri kita, tidak sama sekali.

Allah ingin diibadahi sesuai apa yang Allah ridhai dan cintai. Yang Allah cintai dan ridhai, itulah yang Allah ajarkan kepada RasulNya yang mulia ‘Alaihish Shalatu was Salam. Dan Rasulullah sudah menjelaskan seluruhnya, tidak ada satupun kebaikan kecuali Rasulullah sudah jelaskan, tidak ada satupun keburukan kecuali Rasulullah sudah jelaskan. Semua ibadah yang Allah cintai dan ridhai sudah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tidak ada lagi tersisa perkara yang belum dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berhubungan dengan ibadah. Kewajiban kita adalah mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam ibadah kepada Allah Jalla wa ‘Ala, bukan membuat cara sendiri, bukan membuat-buat sendiri yang menurut kita itu baik atau menurut pendapat Kyai ataupun siapapun dari manusia. Karena mereka tidak mendapatkan wahyu dari Allah Jalla wa ‘Ala.

Ummatal Islam,

Maka ibadah yang Allah cintai dan ridhai itulah yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berikan kepada kita tata caranya. Inilah keyakinan kita yang harus kita patrikan di hati kita. Karena setiap manusia akan ditanya oleh Allah di kubur tentang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rasulullah bersabda:

فَبِي تُفْتَنُونَ وَعَنِّي تُسْأَلُونَ

“Maka kalian akan diuji denganku dan kalian nanti di kuburan akan ditanya tentang aku” (HR. Ahmad)

Kita tidak akan ditanya di kuburan: “Kenapa kamu tidak ikut Mazhab Syafi’i”. Kita tidak akan ditanya di kuburan: “Kenapa kamu tidak ikut mazhab Maliki?”, tapi yang akan ditanya di kuburan adalah “Bagaimana sikap kamu terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?”

Imam Syafi’i tidak pernah mewajibkan harus ikut madzhabnya, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, mereja juga tidak pernah mewajibkan harus ikut madzhabnya. Mereka semua sepakat harus mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sampai-sampai Imam Syafi’i berkata:

إذا وجدتم في كتابي خلاف سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم فقولوا بسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Kalau kalian menemukan dalam kitabku pendapatku yang bertabrakan dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka yang harus kalian ambil adalah sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

فاضربوا بقولي الحائط

“Dan buang jauh-jauh pendapatku.”

Bukan kita tidak menghormati ulama, saudaraku. Akan tetapi kita tidak boleh mengkultuskan para ulama. Jangan menjadikan perkataan ulama sejajar dan setara dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Betul bahwa kita harus belajar agama kepada para ulama. Iya bahwa kita harus bertanya tentang masalah agama kepada para ulama. Tapi harus kita yakini bahwa ulama itu manusia, bukan Nabi, ulama tidak mendapatkan wahyu dari Allah Jalla wa ‘Ala, ulama tidak maksum, yang maksum hanyalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Inilah yang diperintahkan oleh Allah kepada kita, saudaraku:

أَطِيعُوا اللَّـهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ

Taati Allah dan taati Rasul.

Allah juga berfirman:

لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّـهِ وَرَسُولِهِ

Jangan kalian mendahului Allah dan RasulNya.” (QS. Al-Hujurat[49]: 1)

Allah hanya menyebutkan “Allah dan RasulNya” saja yang tidak boleh kita dahului.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Tentang Allah Ingin Diibadahi Sesuai Dengan Apa Yang Allah Cintai dan Ridhai

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita dalam ayat-ayat yang banyak untuk senantiasa mengikuti RasulNya Shalawatullahi ‘Alaihi wa Sallamuhu dan mengancam orang-orang yang menyelisihi RasulNya. Allah berfirman:

…فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦٣﴾

Hendaklah waspada orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul untuk ditimpa adzab yang pedih.” (QS. An-Nur[24]: 63)

Maka saudaraku, kewajiban kita adalah untuk mengagungkan Allah dan RasulNya melebihi segala-galanya, mencintai Allah dan RasulNya melebihi segala-galanya. Kita berusaha untuk senantiasa melaksanakan titah Allah dan RasulNya. Ucapan siapapun kalau bertabrakan dengan Allah dan RasulNya tidak boleh kita terima.

Maka kewajiban kita, saudaraku. Yaitu untuk senantiasa meniti jalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan Allah dan RasulNya memerintahkan kita mengikuti para sahabat. Allah dan Rasulullah juga memerintahkan kita untuk memuliakan para ulama, Allah dan RasulNya memerintahkan kita untuk senantiasa mempelajari Al-Qur’an dan hadits. Maka kewajiban kita ya Akhi, berusaha mengenal agama yang Allah turunkan ini, agama Islam sesuai yang dibawa oleh Rasulullah dan para sahabatnya dan para ulama setelahnya. Sehingga pada waktu itu kita benar-benar paham tentang hakikat agama Allah yang tidak tercampur dengan pikiran-pikiran manusia. Akan tetapi ia berdasarkan wahyu dari Allah Jalla wa ‘Ala. Imam Al-Barbahari berkata:

واعلم – رحمك الله – أن الدين إنما جاء من قبل الله تبارك وتعالى، لم يوضع على عقول الرجال

“Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- sungguh agama hanyalah datang dari Allah Ta’ala, agama tidak diletakan pada akal dan pendapat manusia.”

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

Download mp3 Khutbah Jumat

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48753-khutbah-jumat-tentang-allah-ingin-diibadahi-sesuai-dengan-yang-allah-cintai-dan-ridhai/